Menggunakan Asesmen Literasi untuk Meningkatkan Keterampilan Bahasa dan Komunikasi Siswa SD

Keterampilan bahasa dan komunikasi adalah keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh siswa SD agar dapat berkomunikasi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tidak semua siswa memiliki kemampuan bahasa dan komunikasi yang sama. Untuk mengatasi masalah ini, asesmen literasi dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami dan menggunakan bahasa, serta meningkatkan keterampilan bahasa dan komunikasi mereka.

Menurut Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Riset dan Teknologi), asesmen literasi adalah proses pengumpulan dan analisis informasi tentang kemampuan siswa dalam memahami, menggunakan, dan mengevaluasi berbagai bentuk teks. Asesmen literasi bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan literasi dan kemampuan berpikir kritis, serta membantu guru dalam merencanakan dan mengevaluasi pembelajaran.

Asesmen literasi tidak hanya meliputi kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan berbicara, mendengarkan, dan menggunakan teknologi informasi. Asesmen literasi mencakup kemampuan siswa dalam memahami teks dari berbagai disiplin ilmu, seperti sastra, sains, matematika, dan sosial.

Kemendikbudristek juga menekankan pentingnya asesmen literasi sebagai salah satu bagian dari evaluasi pendidikan yang komprehensif. Dengan melakukan asesmen literasi, dapat diketahui kemampuan siswa dalam memahami teks dan keterampilan literasi yang harus ditingkatkan, sehingga dapat dirancang program pembelajaran yang lebih efektif dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

Kurikulum Merdeka Memfasilitasi Penggunaan Asesmen Literasi

Ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi mengapa pada kurikulum Kurtilas tidak begitu gencar memperkuat asesmen literasi. Beberapa faktor tersebut antara lain:

1. Fokus pada kompetensi dasar yang lebih luas

Kurikulum Kurtilas memuat banyak kompetensi dasar yang harus dipenuhi oleh siswa. Fokus pada kompetensi dasar yang lebih luas dapat membuat penekanan pada asesmen literasi menjadi kurang signifikan.

2. Kurangnya penekanan pada asesmen literasi sebagai aspek penting dalam pembelajaran

Meskipun asesmen literasi penting, penekanan pada aspek ini dalam pembelajaran tidak selalu sama kuat dengan aspek lain seperti matematika dan ilmu pengetahuan.

3. Kurangnya ketersediaan sumber daya

Asesmen literasi memerlukan sumber daya seperti bahan bacaan dan penilaian yang berkualitas. Kurangnya ketersediaan sumber daya ini dapat mempengaruhi upaya penekanan pada asesmen literasi.

4. Keterbatasan waktu

Kurangnya waktu yang tersedia di kelas untuk melaksanakan kegiatan asesmen literasi dapat membuat kurangnya penekanan pada aspek ini.

Dalam hal ini, penting bagi guru dan pihak terkait untuk mengenali pentingnya asesmen literasi dalam pembelajaran dan mengintegrasikannya ke dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Selain itu, perlu ada upaya untuk meningkatkan ketersediaan sumber daya dan waktu yang cukup untuk melaksanakan kegiatan asesmen literasi.

Karakteristik Asesmen Literasi

Asesmen literasi berbeda dengan soal pada umumnya karena asesmen literasi mencakup lebih dari sekadar menguji pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara asesmen literasi dengan soal pada umumnya:

1.Memeriksa kemampuan membaca dan menulis

Asesmen literasi tidak hanya menguji pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, tetapi juga memeriksa kemampuan membaca dan menulis siswa. Hal ini termasuk kemampuan untuk memahami bacaan, menulis dengan jelas dan kohesif, dan menggunakan kosa kata yang tepat.

2. Fokus pada keterampilan pemecahan masalah

Asesmen literasi melibatkan keterampilan pemecahan masalah dan analisis yang lebih tinggi, yang memerlukan kemampuan kritis dan reflektif siswa dalam memahami dan menganalisis informasi. Ini berbeda dengan soal pada umumnya yang hanya menguji pengetahuan faktual atau pemahaman konseptual yang sederhana.

3. Menggunakan format yang beragam

Asesmen literasi menggunakan berbagai format, seperti esai, pemecahan masalah, penilaian keterampilan membaca, dan presentasi lisan. Sementara itu, soal pada umumnya cenderung lebih terfokus pada format tertentu seperti pilihan ganda atau isian singkat.

4. Mendorong refleksi dan pemikiran kritis

Asesmen literasi mendorong siswa untuk merenungkan pengalaman mereka sendiri, memikirkan ide-ide yang berbeda, dan mempertimbangkan perspektif yang berbeda. Ini memperkuat keterampilan pemikiran kritis siswa dan membantu mereka dalam memahami lingkungan mereka secara lebih baik.

Dengan demikian, asesmen literasi dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap dan komprehensif tentang kemampuan siswa dalam memahami dan menggunakan bahasa secara efektif. Hal ini akan membantu guru dan pihak terkait dalam merencanakan strategi pembelajaran yang lebih baik dan lebih efektif bagi siswa.

Contoh Soal Asesmen Literasi

Bagi guru atau siswa yang ingin mempersiapkan diri untuk mengikuti Asesmen Kompetensi Minimal (AKM), dapat mengakses contoh soal AKM secara online di website resmi Kemendikbud. Melalui website ini, guru atau siswa dapat mempelajari format soal dan materi yang akan diujikan pada AKM, sehingga dapat meningkatkan persiapan mereka sebelum mengikuti ujian.

Ada 3 level atau stage soal asesmen literasi: Level 1, Level 2, Level 3. Pada soal asesmen literasi level 1 dan 2 sebagian besar jawaban soal tersurat atau tertulis pada stimulus soal. Sedangkan pada level 3 sebagian besar jawaban soal tidak tertulis pada stimulus soal sehingga siswa perlu melakukan analisis untuk menemukan makna yang tersirat di dalamnya.

Berikut ini adalah beberapa contoh soal asesmen literasi untuk siswa SD:

1.Soal  Asesmen Literasi Level 1 (contoh 1)

Bacalah paragraf berikut dan pilihlah jawaban yang benar.
“Kucing adalah hewan yang gemar bermain. Kucing suka memanjat dan berlari-lari kecil. Kucing juga senang beristirahat di tempat yang lembut dan hangat.”

Pertanyaan: Apa yang disukai kucing?
a. Berenang
b. Memanjat dan berlari-lari kecil
c. Terbang

Jawaban: b. Memanjat dan berlari-lari kecil

2. Soal  Asesmen Literasi Level 3 (contoh 2)

Buatlah kalimat dengan menggunakan kata “rumah” dan “bermain”.
Jawaban: Saya suka bermain di rumah bersama teman-teman saya.

Harapannya, asesmen literasi seperti ini dapat membantu guru untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berpikir siswa SD. Dengan mengetahui kemampuan literasi siswa, guru dapat membantu meningkatkan keterampilan literasi mereka lebih lanjut.

Penutup

Dalam era informasi yang semakin berkembang, keterampilan bahasa dan komunikasi menjadi sangat penting bagi siswa SD. Melalui penggunaan asesmen literasi, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami, menggunakan, dan mengevaluasi berbagai bentuk teks, sehingga dapat membantu mereka untuk lebih kompeten dalam bahasa dan komunikasi.

Joe Fajrin
Joe Fajrin Salam persahabatan. Semoga blog ini bermanfaat. Amin

Posting Komentar untuk "Menggunakan Asesmen Literasi untuk Meningkatkan Keterampilan Bahasa dan Komunikasi Siswa SD"