Pahami Konsep Rezeki dengan Benar, Agar Lebih Ringan Menjalani Hidup

Setiap diri manusia senantiasa mengharapkan banyak rezeki dari Allah. Memahami konsep rezeki merupakan hal penting dan baik untuk ditanamkan sejak dini kepada setiap muslim.  Hal ini menjadi fondasi bagi rasa syukur atas anugerah yang Allah berikan kepada makhluknya.

Menurut ajaran Islam, terdapat dua jenis rezeki berdasarkan sifatnya. Pertama, Rezeki yang Bersifat Maadi (materi) misalnya berupa  air hujan, buah-buahan, pekerjaan, harta dan semacamnya. Rezeki jenis ini diberikan kepada semua makhluk, seorang  mukmin maupun kafir.

Kedua, rezeki yang Bersifat Maknawi (non materi). Rezeki ini berbentuk iman dan qanaah, rasa cinta, kebahagiaan, kesehatan, dan keselamatan. Rezeki jenis ini dikaruniakan hanya kepada hamba yang dicintai-Nya.

Sebaiknya kita lebih mengutamakan keberkahan atas tiap rezeki yang kita terima daripada jumlah yang banyak. Rezeki berkah berarti rezeki tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupan di dunia dan sekaligus untuk akhirat kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan cara yang baik dalam memperoleh  rezeki. Kita berupaya mendapatkan rezeki yang halal dan caranya sesuai dengan tuntunan Islam, baik dalam bekerja ataupun ketika berdoa.

 مَا يَفۡتَحِ اللّٰهُ لِلنَّاسِ مِنۡ رَّحۡمَةٍ فَلَا مُمۡسِكَ لَهَا ۚ وَمَا يُمۡسِكۡ ۙ فَلَا مُرۡسِلَ لَهٗ مِنۡۢ بَعۡدِه ؕ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ

Maa yaftahil laahu linnaaasi mir rahmatin falaa mumsika lahaa wa maa yumsik falaa mursila lahuu mimb’dih; wa Huwal ‘Aziizul Hakiim

“Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. Al Fatir ayat 2)

Diambil dari buku 5 Sholat Pembangun Jiwa oleh Nasrudin Abd Rohim, ada dua jenis rezeki yang diberikan Allah SWT kepada manusia, sebagai berikut:

Rezeki Kasbi

Rezeki kasbi adalah rezeki yang diperoleh melalui usaha dan kerja. Rezeki jenis ini tidak mensyaratkan kualitas keimanan si penerima. Sehingga ada orang yang ingkar kepada Allah tetapi hidupnya sukses. Sesungguhnya nikmat tersebut merupakan peringatan akan datangnya azab Allah SWT (murka Allah) atau istilahnya istidraj.

Selain sebagai hasil kerja, rezeki kasbi memang berasal dari sifat rahman atau pemberian Allah SWT. Siapa saja yang mau berusaha akan mendapatkan rejeki tersebut. Allah berfirman alam Q.S Hud : 6

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

Arab-latin: wa mā min dābbatin fil-arḍi illā ‘alallāhi rizquhā wa ya’lamu mustaqarrahā wa mustauda’ahā, kullun fī kitābim mubīn

Artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).”

 Rezeki Wahbi

Rezeki wahbi adalah rezeki yang datangnya di luar dugaan manusia. Terkadang, tidak memerlukan jerih payah untuk mendapatkannya. Sebagai contoh, orang miskin bisa mendadak mendapatkan biaya haji tanpa disangka.

Pada postingan ini, saya bawakan kisah inspirasi 2 manusia yang beruntung mendapatkan rejeki Wahbi.

Kisah Satu : Yatim dan Pengemis yang Menjadi Hafidz

Muhammad Ghozali Akbar (10 tahun) adalah seorang Yatim, sedangkan Kamil Ramadhan (11 tahun) sempat menjadi pengemis. Ahmad dan Kamil pernah menjadi juara pada lomba Hafiz Indonesia dan pernah tampil pada acara puncak MTQ Internasional Moskow ke-19 (19th Moscow International Quran Reciting Competition). Ketika mereka tampil, banyak pengunjung yang serius menyimak, dan menangis karena terharu.

Ahmad, Kamil dan Ike Muttaqin bersama Dubes Wahid Supriyadi pada 19th Moscow International Quran Reciting Competition di Moskow, 21 Oktober 2018..(Foto: KBRI Moskow)

Kedua hafiz cilik ini tak sekedar menghafal Al-Quran, tetapi juga hafal nomor dan nama surat, nomor ayat, nomor halaman dan bahkan urutan baris yang dibacanya.

Ahmad dan Kamil merupakan anak yatim. Mereka berdua belajar di Muttaqin Islamic Boarding School, Yogyakarta, dan diasuh oleh Ustaz Ike Muttaqin dan mulai belajar membaca Al-Quran di usia 8 tahun. Kamil menamatkan hafalan 30 jus dalam waktu 6,5 bulan, sementara Ahmad butuh 8,5 bulan untuk menghafal 30 juz. Bukankah ini rezeki yang istimewa?

Kisah Dua : Arini, Hafidz, dan Beasiswa

 Arini, remaja kelahiran Banjarmasin (18 Desember 2020) mendapat kemudahan hidup berkat menghafal Al Quran. Ia mengaku jika menghafal 30 juz Al Quran diawali motivasinya untuk bisa melanjutkan pendidikan tinggi setelah lulus MAN.

Arini/Antaranews.com/Arini, remaja kelahiran Banjarmasin (18 Desember 2020) mendapat kemudahan hidup berkat menghafal Al Quran.

Lulus dari MAN, dia hafal 10 juz. Kemudian sisa waktu yang terbatas menjelang pendaftaran SNMPTN (2 minggu), dia berupaya menyelesaikan hafalan hingga 30 juz. Ayahnya karyawan swasta di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Banjarmasin dan sang bunda hanya ibu rumah tangga. Saat mendaftar kuliah, Arini melampirkan sertifikat hafidz yang didapatnya dari Rumah Tahfidz Azzahra Banjarmasin. Berkat doa serta keyakinan hatinya dengan berkah Al Qur’an, doanya diijabah oleh Allah SWT.

Semoga kisah ini memotivasi kita untuk selalu berbaik sangka kepada Allah SWT atas segala rejeki yang kita terima.

 

 

Joe Fajrin
Joe Fajrin Salam persahabatan. Semoga blog ini bermanfaat. Amin

Posting Komentar untuk "Pahami Konsep Rezeki dengan Benar, Agar Lebih Ringan Menjalani Hidup"