Inilah Keuntungan Menyekolahkan Anak di Pondok Pesantren

Menitipkan anak untuk sekolah di pondok pesantren atau sekolah berasrama bukanlah hal mudah dan banyak tantangannya. Ada banyak pertimbangan bagi Bunda dan Ayah untuk melepas anak hidup dan belajar mandiri di tempat lain.

Namun, kita patut belajar dari para orang tua yang ikhlas melepas sang anak untuk mondok di pesantren. Mereka punya harapan, kelak anak akan tumbuh menjadi pribadi yang puna akhlak baik serta punya pengetahuan agama yang luas.

Pada jaman dahulu beberapa orang tua menghukum anaknya ‘bandel’, dengan memasukkannya ke pesantren. Hal ini menjadi satu kekhawatiran bagi orang tua yang anaknya ‘tidak bandel’ untuk memasukkan anaknya ke pondok pesantren.

Mereka khawatir anaknya akan mendapat pengaruh buruk dari ‘anak bandel’ yang ada di pondok pesantren. Namun, jaman sekarang keadaannya berbeda.

Lagipula, bukan jaminan jika anak sekolah di ‘sekolah umum’ akan terhindar dari pengaruh ‘anak bandel’. Pada masa sekarang, pesantren menjadi pusat anak yang berprestasi gemilang, serta tempat untuk mendapatkan ilmu dan membangun peradaban.

Pesantren adalah tempat terbaik untuk investasi akhirat keluarga dan anak, mendidik mereka sejak dini dengan landasan ilmu Al-Qur’an, membina mental dan spiritual anak dengan dasar agama, membina aqidah dan akhlak mulia.

Kenyataannya, begitu banyak pesantren di Indonesia yang melahirkan cendekiawan, ilmuwan, ulama dan bahkan pimpinan negara. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (2016) ada sejumlah 28.194 pesantren tersebar baik di wilayah kota maupun pedesaan. Jumlah santri mencapai 4.290.626 orang.

Pengertian Pondok Pesantren

Merujuk pada Wikipedia Indonesia, Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri.

Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Seiring waktu, konsep pesantren pun mengalami beberapa perkembangan, termasuk adanya pesantren modern. Masing-masing pesantren memiliki ciri khas dan keunggulannya masing.

 Meneladani Ibunda Imam Syafi’i Saat Melepas Kepergian Menuntut Ilmu

 Kita bisa meneladani ibunda Imam Syafi’i saat melepas Imam Syafi’i ke Madinah untuk menuntut ilmu. Di malam sebelum Imam Syafi’i pergi untuk menuntut ilmu, sang ibu berdo’a dalam keheningan. Beliau khusyu’ mendoakan Imam Syafi’i hingga meneteskan air mata.

“Ya Allah, Rabb yang menguasai seluruh alam. Anakkku ini akan meninggalkanku untuk perjalanan jauh demi mencari ridha-Mu. Aku rela melepasnya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu. Maka hamba memohon kepadaMu ya Allah. Mudahkanlah urusannya. Lindungilah ia, panjangkanlah umurnya agar aku bisa melihatnya nanti ketika ia pulang dengan dada yang penuh dengan ilmu-Mu.”

Ibunda melepasnya dengan motivasi dan harapan. Ibunda meyakinkan putranya bahwa Allah akan memberinya kemudahan.

“Allah bersamamu. Insya Allah engkau akan menjadi bintang paling gemerlap di kemudian hari. Pergilah… ibu telah ridha melepasmu. Ingatlah bahwa Allah adalah sebaik-baik penolong.”

Berbahagialah Bunda, saat Allah memberi kesempatan kepada anak kita untuk menuntut ilmu din, karena Allah telah menjanjikan kemudahan jalan menuju surga bagi para penuntut ilmu.

Sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah Saw:

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya para Malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha atas apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar dimintakan ampun oleh penghuni langit dan bumi, bahkan oleh ikan-ikan yang berada di dalam air.”

Berbahagialah Bunda, karena Allah juga akan memberi kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu. Tidakkah kita menginginkan anak-anak menjadi pribadi yang mulia selama di dunia dan juga pahala serta derajat yang tinggi di akhirat nanti disebabkan oleh ilmu yang mereka dapat?

Maka ibu, sampaikan pesan kepada putra-putri kita untuk menegakkan niat agar tetap lurus hanya untuk mengharap wajah Allah ketika hendak belajar, dan mohonlah kemudahan kepada Allah untuk mereka dalam mengamalkan setiap ilmu yang didapat, sekuat kemampuan mereka.

Rasulullah Saw. pernah mengingatkan kita dalam sebuah hadits :

“Barang siapa mencari ilmu yang seharusnya dicari untuk mengharapkan pada Allah, namun ternyata ia tidak mempelajarinya untuk mendapatkan satu tujuan dunia, maka ia tidak akan mencium wanginya surga pada hari kiamat.” (HR Abu Daud no: 3664 dengan sanad yang shahih, Ibnu Majah no: 252, Ibnu Hibban no: 89, dll)

Bersabarlah sebentar saja Bunda, insya Allah perpisahan ini hanya untuk sementara, jarak yang terpisah masih bisa ditempuh, dan kita masih bisa mendekapnya dengan do’a kita.

Dan, bersyukurlah, karena dengan perpisahan ini, anak akan belajar merasakan dan mengelola kerinduan kepada orang tuanya.

Keuntungan Menyekolahkan Anak ke Pondok Pesantren

Berikut adalah beberapa keuntungan yang bisa orang tua dapatkan jika menyekolahkan anak ke pondok pesantren atau sekolah berasrama. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan untuk memantapkan diri menitipkan anak ke pondok pesantren atau sekolah berasrama.

1. Orang tua dapat fokus dalam mencari nafkah

Tugas pengasuhan dan pendidikan anak adalah tugas dan kewajiban orang tua. Namun, karena keterbatasan kemampuannya, orang tua dapat mempercayakan sekolah dan pesantren. Tentu saja orang tua harus menyampaikan semacam ijab qobul serah terima (menitipkan) kepada pihak sekolah berasrama atau pondok pesantren. Maka, saat berpisah dari anak, orang tua bisa fokus mencari nafkah yang halal untuk biaya pendidikan diiringi do’a untuk anak-anaknya.

orang tua harus menyampaikan semacam ijab qobul serah terima (menitipkan) kepada pihak sekolah berasrama atau pondok pesantren. Maka, saat berpisah dari anak, orang tua bisa fokus mencari nafkah yang halal untuk biaya pendidikan diiringi do’a untuk anak-anaknya.

2.Melatih anak menjaga sholat 5 waktu berjamaah di masjid

Membangun kebiasaan hingga menjadi karakter tidaklah mudah. Butuh kesungguhan, pembiasaan, serta pengawasan. Pembiasaan di lingkungan pondok pesantren memungkinkan terjadinya hal itu.

Pembiasaan di lingkungan pondok pesantren memungkinkan tumbuhnya kesadaran untuk menjalankan shalat tanpa disuruh oleh orang lain, termasuk oleh orang tua.

Harapannya ini menumbuhkan kesadaran untuk menjalankan shalat tanpa disuruh oleh orang lain, termasuk oleh orang tua. Selepas sholat, para santri dibimbing untuk berdo’a untuk kebaikan para guru/asatidz, orang tua, diri sendiri, dan do’a untuk sesama muslim/muslimah.

3. Melatih anak membaca dan menghafal Al Qur’an secara teratur

Dalam satu tahun, para santri ditarget dapat mengkhatamkan baca Al-qur’an. Untuk itu tadarus Alquran menjadi kegiatan sehari-hari santri yang biasanya dilakukan setelah shalat shubuh atau shalat maghrib. Setiap pondok pesantren mempunyai program hafalan, meliputi mufrodat bahasa Arab, vocabulary, ayat-ayat Alquran, hadits, dan nadzom-nadzom kitab kuning.

Dalam satu tahun, para santri ditarget dapat mengkhatamkan baca Al-qur’an.

Setelah hafal, santri menyetorkan hafalannya kepada ustadz atau santri senior yang sudah mahir. Jika tidak menyetor atau mencapai target, santri akan mendapatkan hukuman.

4. Menjaga anak untuk melakukan ibadah-ibadah sunnah

Setiap malam antara jam 2 – jam 4 dini hari para santri dibangunkan untuk shalat tahajjud. Jika mendekati waktu shubuh, para santri tidak diperbolehkan untuk tidur, melainkan diharuskan melakukan dzikir harian sambil menunggu waktu shubuh tiba.

Setiap malam antara jam 2 – jam 4 dini hari para santri dibangunkan untuk shalat tahajjud

Jika sudah terbiasa dengan dengan kegiatan shalat tahajjud maka akan terasa tidak ada beban atau mengantuk saat dzikir. Selain itu, mereka juga dibiasakan untuk puasa sunnah Senin-Kamis.

5. Anak mendapatkan pemahaman agama lebih luas

Ada 3 pembiasaan yang dapat menjadikan pemahaman agama para santri lebih luas, yaitu khitobah, musyawarah, dan Bahtsul masail. Khitobah adalah kegiatan berceramah para santri. Ini dilakukan Secara bergilir dengan maju ke depan. Pada kegiatan musyawarah, para santri mendiskusikan sebuah permasalahan. Kegiatan ini biasanya diawali dengan pembacaan bab-bab tertentu dalam sebuah kitab. Setelah membaca, memaknai, menterjemahkan, dan menjelaskan kemudian dibuka sesi tanya jawab. Dari sesi tanya jawab itulah muncul persoalan-persoalan yang akan dibahas. Persoalan yang didiskusikan bisa apa saja, seperti persoalan fiqh, nahwu, shorof, dan lain sebagainya.

Bahtsul masail adalah kegiatan mendiskusikan persoalan-persoalan sosial dari sudut pandang agama dengan landasan Alquran, Hadits, dan kitab-kitab ulama terdahulu. Bedanya dengan musyawarah adalah musyawarah menggunakan fasal-fasal dalam kitab untuk dibahas (bahtsul kutub), sedangkan bahtsul masail sudah tersedia soal-soalnya, tinggal dirumuskan saja jalan keluarnya untuk menyelesaikan suatu masalah.

6. Membiasakan hidup mandiri, disiplin dan sederhana

Pada pembelajaran pesantren para santri dididik dan dibiasakan untuk mengurusi kebutuhan sehari-hari secara mandiri. Sejak bangun tidur, merapikan kasur, melipat dan menata dengan rapi, bertanggung jawab atas kerapian dan kebersihan lemari dan tempat tidur masing-masing. Pendidikan kemandirian juga dilakukan melalui pembiasaan santri dalam hal mengatur keuangan dengan baik

Mereka juga dibiasakan disiplin mengatur waktu dengan baik, menghitung dan memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mandi, makan, berolahraga, belajar, berangkat ke kelas, masjid dan lain-lain.

Kehidupan modern saat ini, lingkungan kehidupan cenderung konsumtif, serba instan dan hidup dengan gaya berfoya-foya. Namun, pada pembelajaran di pondok pesantren, santri disiapkan untuk hidup sederhana. Misalnya makan dengan lauk seadanya serta ringan berbagi makanan dengan santri lain, serta harus berhemat dengan uang saku pemberian orang tua.

7. Melatih anak untuk bergaul dengan luwes sesuai syariat.

Asal daerah para santri terdiri dari berbagai wilayah. Hal ini memungkinkan anak untuk mengenal berbagai adat-budaya dan bahasa daerah.

Penutup : Doa Melepas Anak Mondok

 اَللَّهُمَّ امْلَأْ قُلُوْبَ أَوْلَادِنَا نُوْرًا وَحِكْمَةً وَأَهْلِهِمْ لِقَبُوْلِ نِعْمَةٍ وَاَصْلِحْهُمْ وَاَصْلِحْ بِهِمُ الْأُمَّةَ

Allahummamla’ quluba auladina nuran wa khikmatan wa ahlihim liqabuli ni’matin wa ashlihhum wa ashlih bihimul ummah.

Artinya:

Ya Allah, penuhilah hati anak-anak kami dengan cahaya dan hikmah, dan jadikan mereka hamba-hamba-Mu yang pantas menerima nikmat, dan perbaikilah diri mereka dan perbaiki pula umat ini melalui mereka.”

Demikianlah keuntungan yang bisa didapatkan jika anak ‘dititipkan’ di pesantren atau di sekolah berasrama. Yakinlah, menitipkan anak ke pondok pesantren atau sekolah berasrama adalah pilihan tepat. Semoga Allah menjadikan anak-anak kita sebagai generasi muslim yang berilmu dan mampu beramal dengan ilmunya serta mendakwahkannya. Semoga Allah menjaga hatinya agar tetap berada dalam fitrah dan keikhlasan hingga senantiasa memurnikan niat di setiap aktivitasnya hanya untuk mengharapkan ridho Allah.

Joe Fajrin
Joe Fajrin Salam persahabatan. Semoga blog ini bermanfaat. Amin

Posting Komentar untuk "Inilah Keuntungan Menyekolahkan Anak di Pondok Pesantren"