Tulisan Perempuan

Kaya Gravitter adalah seorang penulis di Amerika Serikat. Dia dibesarkan dalam keluarga kristen yang taat. Pada awalnya dia menyebut Islam sebagai agama yang aneh.

 

Kebaikan hati dalam bertutur, menumbuhkan kepercayaan diri. Kebaikan hati dalam berpikir, melahirkan kearifan. Kebaikan hati dalam memberi, menciptakan cinta.” (Lao Tzu)

Siapakah yang menggenggam hati? Allah. Dia dengan kehendak-Nya dapat membolak-balikkan hati manusia. Rasulullah Muhammad Shallalahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan kepada umatnya untuk memasrahkan hati kepada Yang Maha Penguasa agar selalu diberikan keteguhan hati dalam hal keimanan, ketakwaan, dan akhlaqul karimah. Inilah do’a yang Rasulullah SAW ajarkan:

“Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”

Allah menghendaki siapa saja yang diberikan petunjuk dan siapa yang dijadikannya sesat.

“Demikianlah Allah menjadikan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya”

(Q.S. Al Mudatsir 31).

Kaya Gravitter adalah seorang penulis di Amerika Serikat. Dia dibesarkan dalam keluarga kristen yang taat. Pada awalnya dia menyebut Islam sebagai agama yang aneh. Namun, ketika dirinya mencoba mempelajari Islam lebih dalam, dia berbalik. Ia memilih menjadi mualaf. Graviter menuliskan kisahnya itu melalui laman About Islam.

Sejak kecil, Kaya Gravitter sudah punya banyak pertanyaan seputar agama. Ia rajin pergi ke gereja dan membaca Alkitab. Tapi tetap banyak pertanyaan yang tak bisa dijawab oleh keluarganya. Di usia 16 tahun, Kaya Gravitter mulai dilanda keraguan.

“Aku berkumpul dengan keluarga, yang berdoa dan menyebut ‘terima kasih Yesus’, tapi aku ingin menyebut ‘terima kasih Tuhan’. Aku kecewa karena orang-orang tidak berdoa langsung kepada Tuhan,” ungkapnya.
Di tahun 2011, dia kuliah dan punya banyak teman Muslim. Salah satu dari mereka memberitahu bahwa agama Islam dan Kristen punya nabi yang sama.

Kaya Graviter, seorang mualaf yang aktif menulis tentang kebaikan ajaran Islam.

Saat itu, Kaya pun terdorong untuk melakukan riset. Awalnya ia menganggap Islam sebagai agama yang aneh dan tidak masuk akal. Dia mempelajari Islam karena dia ingin meyakinkan teman-temannya bahwa agama Islam mirip dengan apa yang diberitakan media : ajarannya negatif.

Dalam perjalanannya itulah, Kaya menyadari jika kitab suci Al-Quran tidak pernah berubah. Semakin banyak belajar, Kaya mendapat jawaban atas pertanyaannya selama ini. Keinginan Kaya untuk memahami Islam tak berhenti sampai di sana. Ternyata, Kaya juga sempat mempelajari bahasa Arab agar bisa mengerti isi Al-Quran lebih mendalam.

Di sisi lain, Kaya sempat merasa takut untuk mengaku pada keluarganya bahwa dia sudah memeluk Islam.
Namun, di tahun terakhirnya kuliah (2014), Kaya merasa lelah hidup dalam kebohongan. Dirinya pun memutuskan untuk memakai hijab dan mengaku bahwa dirinya mualaf.
Kini, Kaya sendiri tak cuma aktif sebagai penulis. Dirinya juga banyak berpartisipasi untuk meluruskan prasangka buruk soal Islam.

“Aku dulu adalah seseorang yang tidak peduli dan percaya semua yang dikatakan media, karena aku tidak pernah bertemu seorang Muslim atau memahami inti Islam sebenarnya, yaitu kedamaian, cinta, dan kedermawanan,” Ujar Kaya Gravitter.

“Semakin banyak orang mengatakan hal-hal buruk tentang Islam, semakin saya merasa perlu untuk membicarakannya. Itu juga ketika saya memilih untuk memakai jilbab.”

Tak hanya itu, pada tahun 2019 Kaya Gravitter menulis novel perempuan yang berjudul ‘After She Said Yes’. Novel yang berkisah tentang perjuangan perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Ia mendedikasikan novel ini untuk menyemangati para perempuan agar melawan ‘kekerasan’ dan untuk tetap kuat menjalani kehidupan.

Joe Fajrin
Joe Fajrin Salam persahabatan. Semoga blog ini bermanfaat. Amin

Posting Komentar untuk "Tulisan Perempuan"