Table of Contents
Tulisan ini merupakan repost dari blog saya sebelumnya, rifaifajrin.com yang mana blog tersebut saat ini nonaktif.
Sengaja saya tulis judulnya besar besar supaya semuanya tahu. hehehe. Setelah kurang lebih setahun saya vakum dari dunia blogging (akhir 2018 sampai akhir 2019), Alhamdulillah hari ini saya bisa ngeblog lagi. Sebagaimana diketahui, mulai pertengahan maret 2020 ini, pemerintah menerapkan aturan Work from home (WFH) akibat pandemi corona. Program ini digalakkan dalam rangka program social / phisical distancing untuk mengurangi potensi penularan dan penyebaran virus corona (convid-19).
Kewajiban WFH alias kerja dari rumah ini menerbitkan ide untuk membuat personal blog rifaifajrin.com. Kebetulannya lagi, domain lama saya awal april ini habis. Tulisan ini adalah postingan pertama saya di personal blog rifaifajrin.com. Rencananya, blog ini mau saya gunakan untuk nulis banyak hal. Tentang hobi, kerjaan, motivasi, nostalgia, religi, dan aktivitas kegiatan olahraga dan sekolah, dll. Oiya, blog ini tidak dimaksudkan untuk menjadi pesaing rifanfajrin.com lho, meskipun namanya mirip. Hehehe.
ALASAN SAYA VAKUM SETAHUN LEBIH
Saya lupa kapan persisnya saya terakhir kali menulis artikel. Ada banyak hal yang menyebabkan saya vakum selama itu. Namun apabila dirinci, 3 penyebab utama saya vakum adalah sebagai berikut.
1. Motivasi menjadi abdi negara
Bukan rahasia lagi bahwa menjadi abdi negara alias pegawai negeri sipil (PNS) merupakan impian bagi sebagian besar sarjana. Setelah sekian lama aturan moratorium PNS era kepemimpin bapak SBY diberlakukan, akhir 2018 pendaftaran CPNS dibuka kembali di era akhir kepemimpin presiden Jokowi periode pertama. Saat itu usia saya mendekati 32 tahun, padahal batas usia maksimal bagi pendaftar CPNS adalah 35 tahun. Makanya saya memutuskan untuk berhenti ngeblog sementara waktu.
Jadilah si rifan (saudara kembar sekaligus parter ngeblog) yang tetap istiqomah merawat blognya. Kalian bisa membaca tulisan-tulisannya di rifanfajrin.com. Dia bukannya enggak minat ndaftar CPNS, tetapi kurasa ia punya motivasi yang kuat untuk ngeblog. Disamping itu, ia juga punya manajemen waktu yang lebih baik ketimbang saya. Sehingga ia bisa melakukan beberapa kegiatan sekaligus tanpa harus kehilangan konsentrasi dan fokus. Ia bisa bagi waktu antara kapan mau ngeblog, kapan mau ngevlog, dan kapan harus belajar CPNS sambil ngudud di loteng rumahnya. Sesekali ia kirim pesan wa, “ayo nulis meneh, bro”. Saya jawab, “Suk bar tes CPNS” hahaha.
Pada akhirnya memang saya gagal di CPNS 2018. Meskipun saya meraih peringkat 1 SKD di instansi yang saya lamar, tetapi di SKB saya kalah sama peserta lain yang punya “kartu sakti” berupa sertifikat pendidik. Jadi sekalipun dalam hitungan saya itu nilai integrasi SKD dan SKB saya unggul tipis, saya tetap enggak berhak lolos. Namanya rejeki memang sudah ada yang mengatur sob, yang penting sudah usaha. Hehehe.
Beberapa teman silih berganti menghibur saya. Namun satu yang hingga kini saya ingat betul. Erta Kustanti namanya. Ia adalah teman SMA di kelas X dan XI, serta 4 tahun kuliah di Jurusan Sejarah Unnes.
“Tenang, Fai. Masih ada PPG (pendidikan profesi guru). Kowe kudu semangat meneh,” tulisnya melalui pesan watsapp.
Memang benar, saat itu saya telah dinyatakan sebagai calon peserta PPG daljab sejarah Indonesia angkatan IV tahun 2019 di UNS Surakarta. Lain kali saya ceritakan keseruannya.
Kembali ke CPNS. Sedihnya, di tahun 2019 ini saya juga gagal lagi, bro. Namun kali ini saya enggak terlalu meratapi kegagalan.
Prinsipnya adalah, selama kita udah usaha maksimal, mau seburuk apapun hasilnya ya kita enggak akan kecewa. Karena udah usaha maksimal, makanya enggak ada kata “seandainya”. Ah, seandainya saya begini begitu, maka hasilnya enggak akan begini. Inilah pentingnya usaha yang maksimal.
Demi CPNS ini, saya rela enggak ngeblog berbulan bulan, yang artinya saya berpotensi kehilangan pendapatan tambahan dari google adsense. Saya rela enggak main badminton selama kurang lebih 3 bulan. Rela motong kuota demi nonton video youtube berisi konten belajar CPNS hitung cepat, logika, kepribadian dan macem-macemnya. Beli buku CPNS yang tebalnya hampir 400 halaman. Sisihkan rejeki buat sedekah. Bolak balik ke rumah ortu untuk minta restu.
Udah usaha maksimal, doa yang kenceng dan dibarengi solat malam udah dilakukan. Pola yang sama juga saya lakukan di formasi 2019 ini. makanya, sekali lagi saya enggak ada kata menyesal meskipun masih terbesit rasa kecewa. Manusiawi kan, bro? hehe.
2. Kesibukan dan gawean di sekolah yang seabreg
Harusnya saya udah bisa ngeblog lagi setelah bisa move on dari kegagalan CPNS 2018. Namun, keadaannya enggak memungkinkan. Sebab waktu itu awal tahun 2019 kalo tidak salah saya harus melakukan pemberkasan untuk calon peserta PPG yang telah saya singgung sebelumnya.
Seingat saya, program PPG ini dilaksanakan selama kurang lebih 6 bulan, dengan rincian tiga bulan daring (online), dan tiga bulan lokakarya. Adapun program daring sendiri dimulai awal juni 2019. Makanya, niat untuk nulis artikel lagi di blog kembali tertunda. Program PPG sendiri pada akhirnya bisa saya selesaikan pada Nopember 2019. Alhamdulillah Februari 2020 kemarin saya bersama teman teman sudah mengambil sertifikatnya di UNS.
Selain PPG, sebenarnya ada alasan lain. Yaitu gawean di sekolah. lain kali diceritakan juga. hehehe
3. Ngeblog udah enggak menjanjikan lagi
Nah, untuk yang ketiga ini sebenarnya bisa diperdebatkan. Namun menurut saya, ngeblog di tahun 2020 ini memang makin sulit aja. Mungkin ada kaitannya dengan faktor lama enggak menulis artikel, sehingga sulit sekali menulis artikel berkualitas.
Ngeblog saat ini sudah tidak menjanjkan lagi. Sebab, media cetak sekarang mulai beralih ke media online. Akibatnya media media tersebut mendominasi keyword pencarian di mesin pencari google. Ngeblog jadi makin sulit saja.
Seorang teman berseloroh, “ketimbang ngeblog, mendingan adol gorengan wae bro. Hasilnya jelas” kata dia bersungut-sungut sangking frustasinya. Hehehe.
Beberapa teman yang kreatif pada akhirnya beralih dari seorang blogger menjadi sorang vlogger dan konten kreator video Youtube. Semoga lancar dan dimudahkan menjadi seorang youtuber.
Kiranya tiga hal di atas yang menyebabkan saya malas ngeblog setahun lebih. Kedepan semoga saya bisa lebih rajin lagi nulis. Itung itung berbagi sambil nostalgia. hehehe. Wassalam.