Tulisan ini merupakan repost dari blog saya sebelumnya, rifaifajrin.com yang mana blog tersebut saat ini nonaktif.
Zaman neolithikum seringkali disebut sebagai zaman revolusi kebudayaan manusia pada masa pra aksara. baca artikelnya di artikel sebelumnya, revolusi kebudayaan zaman neolithikum. Hal ini disebabkan karena hasil kebudayaan yang dihasilkan telah halus dan sempurna.
Hasil kebudayaan yang berasal dari zaman neolithikum dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu kebudayaan kapak persegi dan kebudayaan kapak lonjong.
Pada kesempatan kali ini akan dipaparkan tentang kebudayaan kapak persegi, sebagai berikut:
Kapak Persegi merupakan istilah yang pertama diberikan oleh Dr. Van Heine Geldern.
Disebut kapak persegi karena alat ini mempunyai penampang alang yang berupa persegi panjang. Kapak persegi mempunyai berbagai jenis ukuran. Kapak persegi yang berukuran besar sering disebut dengan nama beliung persegi ( cangkul ).
Bahan baku pembuat alat ini adalah batu chalcedon yang mempunyai sifat keras. Kapak ini sudah mempunyai tangkai pada penggunannya.
Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil.Yang ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.
Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tAnda kebesaran. Untuk lebih jelasnya bentuk kapak persegi dari chalcedon.
Daerah asal kapak persegi adalah daratan Asia masuk ke Indonesia melalui jalur barat dan daerah penyebarannya di Indonesia adalah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.
Walaupun kapak persegi berasal dari daratan Asia, tetapi di Indonesia banyak ditemukan pabrik/tempat pembuatan kapak tersebut yaitu di Lahat (Sumatera Selatan), Bogor, Sukabumi, Karawang, Tasikmalaya, Pacitan serta lereng selatan gunung Ijen (Jawa Timur). Pada waktu yang hampir bersamaan dengan penyebaran kapak persegi, di Indonesia Timur juga tersebar sejenis kapak yang penampang melintangnya berbentuk lonjong sehingga disebut kapak lonjong. Kapak persegi juga banyak di temukan di pulau jawa, pulau sumatra, pulau kalimantan dan di pulau nusa tenggara.
Kapak persegi terbuat dari bahan dasar batu api yang sudah dibuat dengan halus serta diasah. Diperkirakan masuk ke wilayah indonesia lewat jalur barat dari yunan ke semenanjung malaka kemudian masuk ke pulau jawa lewat pulau sumatara, pulau kalimantan, pulau sulawesi, pulau nusa tenggara dan pulau maluku. Diperkirakan oleh para ahli arkeologi benda ini dibuat sebagai lambang kebesaran, alat upacara, alat tukar dan jimat.
Demikianlah pembahasan tentang kebudayaan kapak persegi, semoga bermanfaat